TOKOH KARAKTER:
Selene (Putri)
Ariel (Ibu Selene)
Edwig Levaschan (Ayah Selene/Kaisar)
Theo Ursil Levaschan (Putra Mahkota/Kakak 1)
Lorraine Arpasch Levaschan (Kakak 2)
Trail Levichel Levaschan (Kakak 3)
CUPLIKAN EPISODE 12
Masih ingatkan kalo Selene dan Kak Theo menuju ke ruang makan berdua... tapi pas tiba disana rupanya Papa Edwig, Kak Raine, dan Kak Trail belum tiba.
MASUK EPISODE 13
Papa Edwig, Kak Raine, dan Kak Trail masuk bersamaan di ruang makan dengan senyum mengembang di pipi mereka semua.
Papa Edwig: Maaf Papa terlambat Selene.
Raine: Selene sudah menunggu lama?
Trail: Harusnya kamu makan duluan saja Selene.
Dengan tegas Theo berkata: Selene bilang dia lapar.
Selene kaget dan berkata: Anu, Kak Theo!
Disitu semua pada heboh. Papa Edwig dan Raine depresi menyesali keterlambatannya sedangkan Trail sibuk mencari alasan.
Papa Edwig dan Raine: Selene lapar, karena kami Selene kelaparan, karena kami...
Trail: Selene maafkan aku, aku sedang menyiapkan ekspedisi ksatria.
Selene: Ekspedisi ksatria? Kakak akan pergi?
Trail: Iya, kami harus pergi ke perbatasan untuk membasmi para bandit.
Selene: Kapan kakak akan kembali?
Trail: Hmmm... 1 bulan
Setelah itu si Trail merasa kesal, guling-guling, dan heboh sendiri.
Trail: SIALAN! KENAPA AKU HARUS PERGI SELAMA 1 BULAN! GAK MAU! AGGHH... GAK MAU!
Terus di komentari sama Raine.
Raine: Trail, Kau terlihat mengerikan.
Si Papa tersenyum jahat dan ikut mengomentari.
Papa Edwig: Kau harus lebih kuat karena kau ksatria baris depan yang melindungi kekaisaran.
Trail syok dan marah: Ayah sengaja memperpanjang jadwalnya kan? Bagaimana bisa aku tidak bertemu Selene selama 1 bulan?!
Papa Edwig memasang wajah makin jahat lagi.
Papa Edwig: Sepertinya 1 bulan kurang. Aku akan menambah 1 minggu lagi.
Trail teriak: AYAH!!!
Di lain sisi, Raine malah asik menyuapi Selene nasi omelet.
Kemudian Selene menoleh ke kanan dan kiri mencari sesuatu.
Papa Edwig: Ada apa Selene? Apa kau mencari sesuatu?
Selene menjawab dengan sedih: Itu... Itu... Kue sirup lémon tidak ada.
JDEERRR
Papa Edwig langsung mengeluarkan aura mengancam: Tidak ada kue sirup lémon?
Juru masak auto gemeter dong...
Juru masak: Saya akan mengambil kuenya di dapur sekarang!!!
Melihat mata Selene langsung berbinar Papa Edwig minta diambilkan semua kuenya.
Selene memakan kuenya dengan lahap dan hati senang. Namun saat malam harinya, Selene sakit perut.
Selene: Ughhh... Papa... Perutku sakit...
Papa Edwig auto panik: Panggil dokter istana kekaisaran sekarang!!!
Namun, karena tidak tega melihat putrinya kesakitan. Papa menggendong Selene dan berlari ke kamar dokter kekaisaran.
BRAKK!!!
Dokter yang terbangun dengar suara bantingan pintu sangat terkejut dengan kedatangan kaisar yang tiba-tiba. Saat hendak memberikan salam formal, Papa Edwig menghentikannya dan segera menyuruh dokter kekaisaran mengecek kondisi Selene.
Papa Edwig: HENTIKAN SALAMMU! CEPAT PERIKSA PUTRI!!
Papa Edwig: Apa masih lama? Sampai kapan kau memeriksanya?
Dokter: Mohon tunggu sebentar...
Beberapa saat kemudian
Dokter: Tuan putri terkena flu, ada juga gejala sakit perut. Saya akan meresepkan obatnya. Karena tenggorokannya bengkak, Beliau harus makan makanan yang mudah ditelan sementara waktu.
Bahkan setelah Selene selesai diperiksa, Papa Edwig tetap panik dan bertanya ini itu.
Papa Edwig: Ada tindakan pencegahannya? Apa ada kemungkinan dia sakit parah?
Dokter: Jika putri minum obat dengan baik, Beliau akan sembuh. Bahkan jika putri tidak menyukai obat pahit, pastikan beliau meminumnya.
Papa Edwig: Berikan obat yang paling efektif. Aku akan memastikan dia meminum obatnya.
Selene dirawat dengan baik oleh Papa dan ketiga kakaknya. Dan dalam 3 hari, Selene sudah sembuh total. Mereka semua sedih, karena tidak bisa melihatnya bermanja-manja lagi. Tetapi mereka lebih senang melihatnya sehat.
Di ruang makan selene menyadari bahwa berat badannya semakin bertambah.
Selene: Gemuk!
Raine: Itu masalah besar karena Selene semakin cantik setiap hari.
Selene malu-malu: Aku tidak cantik!
Papa Edwig: Kamu cantik sayang...
Theo: Papa benar kali ini!
Trail: Aku belum pernah melihat wanita secantik Selene di kekaisaran ini.
Selene malu dan kabur dari ruang makan: Agghhh!! Aku akan jalan-jalan!
Semuanya: Imutnya...
Papa menyuruh Trail untuk mengejar Selene untuk menghabiskan waktu bersama karena besok ia akan pergi ke Ekspedisi dan tidak akan bertemu dengan Selene selama 1 bulan.
Papa Edwig: Trail susul Selene, karena kau harus segera berangkat ke ekspedisi
Trail dengan jengkel menjawab: Apa Ayah senang mengolok-olok putra ayah?
Papa Edwig: Kau tidak akan melihatnya selama sebulan. Jangan sia-siakan kesempatan ini.
Dengan jengkel Trail menyusul Selene dan membalas ucapan ayahnya.
Trail: Tunggu saat aku kembali nanti.
Trail mengejar dan memeluk Selene dari belakang.
Trail: Kena kau!
Dari situ Selene sadar bahwa kakaknya akan pergi selama 1 bulan kedepan. Ia pun membalas pelukan kakaknya dengan sedih.
Saat dipeluk Selene, sempat-sempatnya Trail meminta Raine untuk merekam adegan mereka berdua.
Selene: Kakak akan segera kembali kan?
Trail: Hmmm
Selene: Kakak tidak akan terluka kan?
Trail: Tentu saja! Kakakmu ini sangat kuat! Kakak akan segera kembali dengan sehat.
Selene: Ya, kembalilah dengan selamat kak.
Trail: Oke!!
Malam harinya....
Trail: Selene maaf, kakak harus segera bersiap.
Selene menjawab dengan murung: Iya.
Trail: Lihat saja nanti, aku akan membalas dendam setelah kembali
Selene: Ya?
Trai: Kamu tidak boleh terkena flu lagi jadi lekaslah kembali
Selene: Kak, setelah kembali mari kita berjalan bersama-sama lagi.
Setelah dapat penghiburan dari Selene, Trail tiba-tiba bersemangat.
Trail: Kakak, ayah lihat saja aku pasti akan segera kembali. Selene kakakmu pasti bisa! HUOOOO!!!
Di waktu yang sama
Ksatria di barak: Sepertinya ekspedisi kali ini akan sulit.