Born as the Second Daughter Episode 15 Preview Episode

TOKOH KARAKTER:

Selene Rayvin Levaschan (Putri) 

Ariel (Ibu Selene)

Edwig Levaschan (Ayah Selene/Kaisar)

Theo Ursil Levaschan (Putra Mahkota/Kakak 1)

Lorraine Arpasch Levaschan (Kakak 2)

Trail Levichel Levaschan (Kakak 3)

Jay Sperado

Lisa Sperado

Grand Duke Sperado

CUPLIKAN EPISODE 14

Masih ingatkan kalo Selene hendak menulis surat untuk trail. Untuk latihan, dia menulis surat ke Papa Edwig, Theo, dan Raine terlebih dahulu.

MASUK EPISODE 15

Butuh waktu seharian bagi Selene untuk menyelesaikan surat yang hendak diberikan kepada anggota keluarganya.

Selene: Akhirnya selesai... Uhh...

Pelayan Mel: Anda sudah bekerja keras putri.

Batin Selene: Semoga kelak aku bisa mengatakan isi surat ini secara langsung.

Pelayan Mel: Karena sudah siap apakah anda ingin menyerahkannya?

Selene: Iya, aku akan menyerahkannya kepada Papa

Di depan Ruangan kerja kaisar terdapat 2 ksatria yang berjaga.

Selene: Anu... 

Ksatria: Yang mulia putri?

Selene: Aku ingin bertemu Papa

Ksatria: Akan segera saya sampaikan ke beliau.

Tapi sebelum para Ksatria memberikan kabar kedatangan putri, Kaisar sudah menyambutnya lebih dulu.

Papa Edwig membuka pintu: Apa Selene di luar?

Batin Selene: Papa seperti hantu saja.

Selene dengan antusias langsung menyerahkan surat kepada papanya.

Selene: Papa, ini....

Papa Edwig: Kamu jauh-jauh datang kemari untuk memberikan ini padaku?

Selene: Aku tidak sabar untuk memberikannya kepada Papa. Maaf... Papa pasti sibuk. 

Papa Edwig: Tidak, aku sedang luang. Jangan berdiri disini saja, ayo masuk dan minum teh bersama.

Selene yang sedari tadi menahan malu akhirnya meledak dan kabur dari Papanya.

Selene berlari dan berteriak dari kejauhan: Anu... Aku akan pergi jalan-jalan. Papa harus baca sendiri! Harus baca sendiri ya!

Papa Edwig yang heran dengan sikap anaknya langsung membuka surat itu seketika. 

Papa Edwig: Selene? Apa yang dia tulis sebenarnya.

Setelah membuka dan membacanya Papa Edwig langsung berlari mengejar Selene. Dalam surat itu hanya berisikan satu kalimat yang amat menyentuh hati. Isi surat itu adalah "Papa aku mencintaimu"

Papa Edwig: Selene berhenti disana. 

Selene berbalik: Papa?

Papa Edwig langsung menggendong dan memeluk Selene. Senyum kebahagiaan terpancar diwajah keduanya.

Papa Edwig: Begitu juga denganku Selene. Aku mencintaimu melebihi kata-kata. Ini rahasia untuk kakak-kakak. 

Selene: Iya!

Selene merasa nyaman dan hangat dalam pelukan Papanya.

Seminggu kemudian...

Surat yang dikirim Selene seharusnya sudah diterima oleh kak Trail. Namun ia belum membalasnya. Rasa kerinduan Selene terhadap kak Trail tidak berkurang dan semakin besar. 

Selene duduk termangu sendirian. Pelayan dan ksatria yang khawatir mencoba menyibukkan Selene dengan mengajaknya berjalan-jalan. 

Pelayan Mel: Putri, hari ini anda akan berjalan-jalan kemana? 

Selena: Aku akan jalan-jalan ke taman istana matahari. 

Pelayan Mel: Baik.... 

Setibanya di taman, Selene mendengar suara anak-anak. 

Selene: Mel, apa kita kedatangan tamu hari ini? 

Pelayan Mel: Ya, Grand Duke Sperado mengunjungi istana hari ini. 

Selene: Aku mendengar suara anak-anak. 

Pelayan Mel: Mungkin itu anak-anak beliau. Grand Duke mempunyai putra dan putri yang seumuran dengan anda. Bagaimana jika Putri menyapa mereka? 

Selene: Menyapa? Apa tidak apa-apa aku melakukannya? 

Pelayan Mel: Putri harus menerima salam dari mereka dulu. Sudah menjadi etiket orang berstatus lebih rendah menyapa lebih dulu.

Selene: Oh begitu...

Batin Selene: Etiket di istana sangat sulit... 

Selena berjalan mendekat kearah sumber suara. Ini pertama kalinya dia menyapa seseorang. Jadi dia bingung harus berbuat apa. Saat sedang berpikir, tiba-tiba ada suara menyapanya. Suara itu berasal dari cowok berambut putih.

Cowok Rambut Putih: Yang mulia putri? Saya kira disini tidak ada orang. Maaf atas ketidak sopanan dan keterlambatan saya menyapa anda. Salam untuk bintang kecil kekaisaran. Nama saya Jay Sperado.

Rupanya cowok berambut putih yang bernama Jay Sperado itu tidak sendirian. Dia ditemani oleh anak perempuan yang mirip dengannya.

Cewek Rambut Putih: Saya Lisa Sperado. 

Dengan malu-malu Selene menjawab sapaan mereka. 

Selene: Saya Selene Rayvin Levaschan

Jay: Tolong bersikaplah santai kepada saya Putri.

Dengan mata berbinar Lisa Sperado berlari menerjang kearah Selene.

Lisa: Putri, apakah anda seorang peri atau malaikat? Anda tidak punya sayap, kenapa anda begitu cantik?

Selene yang terkejut, bingung harus menjawab apa.

Selene: Anu...

Lisa yang begitu antusias melayangkan bertubi-tubi pertanyaan: Matanya bersinar seperti rumput! Rambutnya juga indah! Apa anda peri musim semi? Bagaimana bisa ada keindahan seperti ini! Ada juga harum seperti bunga!

Jay mencoba menghentikan antusias adiknya dari sang Putri, namun tidak berhasil.

Jay: Lisa berhenti!

Lisa: Berhenti?! Bagaimana bisa aku tenang menghadapi kecantikan yang belum pernah aku lihat sebelumnya?!

Jay: LISAAAA!

Lisa: Semuanya indah... HUP!

Mulut Lisa ditutup paksa oleh Jay agar adiknya itu bisa tenang dan berhenti berbicara.

Jay: Hentikan!

Kemudian Jay mencoba berbicara kepada Selene, ia tersenyum dan meminta maaf atas ketidak sopanan adiknya.

Jay: Maafkan Lisa tuan putri, Lisa masih kurang sopan dengan yang diatasnya.

Selene mencoba menjawab dengan malu-malu: Itu... Anu... Tidak... Apa... 

Jay: Tuan putri?

Karena tidak mampu menahan malu Selena akhirnya kabur. 

Selena kabur dan berkata: Se-Senang bertemu dengan kalian!

Jay&Lisa syok karena ditinggal kabur: Tuan Putri?!

Jay: Ini semua karena kau Lisa! Tuan Putri jadi terkejut!

Lisa: Habisnya putri sangat cantik. Bagaimana dong?!

Jay: Kau harus menghentikan kebiasaan berlari saat melihat hal cantik. Kau ini bukan bison.

Kemudian Jay teringat bahwa putri seharusnya berusia 12 tahun.

Batin Jay: Aku mendengar dia berusia 12 tahun... 

Tiba-tiba seorang pria dewasa yang mirip dengan Jay dan Lisa datang menghampiri.

Duke Sperado: Apa kalian menikmati pemandangan di istana kekaisaran?

Jay&Lisa: Ayah!!! Dimana-mana indah. Istana adalah tempat yang indah. 

Jay: Lalu kami juga bertemu Putri sebentar. 

Lisa: Kami juga saling menyapa.

Duke Sperado: Benarkah? 

Jay: Tapi kudengar beliau umur 12 tahun

Duke membeku sejenak dengan ucapan putranya. Kemudian ia menjawab dengan khawatir.

Duke Sperado: Putri terlihat lebih muda dari usianya. Tuan putri mempunyai situasi yang buruk. Aku harap kalian bisa berteman baik dengan beliau.

Jay sedikit heran dengan perkataan ayahnya. Karena biasanya ayahnya tidak peduli dengan orang lain.

Lisa bersemangat bercerita tentang tuan putri kepada ayahnya. 

Lisa: Ayah aku menyukai tuan putri! Dia benar-benar cantik! Kudengar tuan Putri akan hadir di pesta teh Chela, aku juga ingin pergi kesana!

Duke Sperado: Apa kamu begitu menyukai orang cantik?

Lisa: Tentu saja! Lalu ayah tidak cantik!

Duke Sperado: Menarik! Apa itu berarti ayah tidak cukup baik dimatamu?

Lisa: Ya. Ayah tidk cantik! Ayah sangat besar dan menakutkan!

Duke Speeado: Karena ayah seperti ini, kalian bisa lahir.

Lisa: Bukankah itu karena Ibu!!!

Duke Sperado: Jangan teriak, dasar jelek!

Lisa: Pikiran ayah sangat sempit! Ayah sangat berbeda dengan putri!

Karena ucapan Lisa, Jay kembali mengenang pertemuan singkatnya dengan putri. Dia hanyut dalam pikirannya. 

Batin Jay: Yang Mulia Putri... Berlawanan dengan rumor, beliau diluar ekspektasiku. Meski anggota kekaisaran, dia menunjukkan semua emosi di wajahnya. Seseorang yang diluar dan dalamnya sama. Beliau sangat lucu. Bisakah kita mengenal lebih jauh saat bertemu lagi?

BACA INI JUGA YUK...

Webtoon Like Family Subtitle Indonesia

Webtoon An Intentional Scandal Subtitle Indonesia

Webtoon Shape of the Nightmare Subtitle Indonesia

Webtoon King of the Octagon Subtitle Indonesia

Webtoon Villain with a Crush Subtitle Indonesia

Webtoon My Sweet Sunshine Subtitle Indonesia

Webtoon The Duke's Teddy Bear Subtitle Indonesia

Webtoon +99 Reinforced Wooden Stick Subtitle Indonesia

Webtoon A Killer Princess Subtitle Indonesia

Webtoon That Which Flows By Subtitle Indonesia